RENUNGAN HARIAN
Di lihat : 505 kali
Adik saya gembira dua kali lipat: diterima di sekolah Akitab idaman dan ada orang yang bersedia menanggung biaya studinya. Ia mengikuti kuliah dengan penuh semangat, tapi hingga bulan pertama berlalu ternyata beasiswa yang dijanjikan itu belum muncul. Ah, mungkin beliau amat sibuk, pikirnya. Namun, bulan-bulan berikutnya ternyata tak ada perubahan. Konyolnya, ketika mereka berjumpa, orang itu sama sekali tak menyinggung soal beasiswa itu! Pupuslah harapannya. Akhirnya, sang kakak yang membiayai kuliahnya sampai selesai.
Orang cenderung mudah berjanji, mudah pula melupakannya. Bukan hanya dalam kasus berat seperti yang dialami Yusuf, juga dalam hal-hal sepele. Dalam hal Yusuf, syukurlah, akhirnya kepala juru minuman itu ingat lagi padanya (lihat 41:9-13) sehingga Yusuf bisa menikmati kebebasannya lagi, dan mulai menapaki keberhasilannya sebagai tangan kanan Firaun.
Nah, apakah Tuhan melupakan Yusuf? Tidak. Saat Yusuf masih menjadi pegawai Potifar, tercatat empat kali ia “disertai Tuhan” (lihat 39:2, 3, 21, dan 23). Tatkala bani Israel ditindas bangsa Mesir, Allah ingat janji-Nya pada nenek moyang mereka (Keluaran 2:24, 6:4b), dan Dia bertindak! (Simak kata kerja “membebaskan”, “melepaskan”, “menebus”, “membawa”, dan “memberikan”, Kel. 6:5-7). Perempuan bisa saja melupakan bayinya, tetapi Dia tidak pernah melupakannya (Yes. 49:15). Kalau Dia seakan tidak segera menolong kita, itu karena “waktu-Nya” dan “waktu kita” berbeda (2 Pet. 3:8), bukan?—HIS
DIA SELALU MENDENGAR, DAN PASTI MENOLONG,
SESUAI DENGAN WAKTU DAN KEBIJAKSANAAN-NYA
Sumber : www.renunganharian.net
17 Aug 2025
PRINSIP DASAR KITA ADALAH PADA KEYAKINAN BAHWA KESELAMATAN DAN HIDUP BERKEMENANGAN HANYA DAPAT DIPEROLEH MELALUI IM...
14 Jun 2017
Kebangkitan Kristus merupakan kebenaran yang sangat penting bahkan menjadi kebenaran yang terpenting dalam iman kri...
13 Jun 2017
Sebelum Yesus naik ke Sorga, Dia berjanji akan mengirimkan Roh Kudus ke atas murid-murid-Nya. Murid-murid akan mene...