Di lihat : 246 kali

MINUS MALUM
Filipi 1:9-10 (TB)  Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, 

Kita perlu pengetahuan yg memadai dari berbagai bidang ilmu pengetahuan terutama pengetahuan ttg Tuhan. Pengetahuan tentang Tuhan (Teologi) adalah pengetahuan yg benar dan sangat diperlukan dalam memilih apa yg baik menurut Tuhan bukan apa yg baik menurut manusia. Apa yg baik menurut Tuhan tidak selalu baik menurut kita. Demikian sebaliknya apa yg baik menurut kita belum tentu baik menurut Tuhan. 
Iman adalah penurutan terhadap kehendak Allah. Kehendak Allah selalu baik buat kita yg mengasihi-Nya. Org percaya hrs mengalami pembaharuan budi sehingga dpt membedakan kehendak Allah apa yg baik, yg berkenan dan yg sempurna. (Roma 12:2). Dengan memilih apa yg baik akan membuat hidup kita kudus dan tdk bercacat menjelang kedatangan Kristus kembali. 
Sekarang kita beralih ke issue yg sdg hangat mengenai Pilpres 2019. Ada satu filosofi hukum bernama Minus Malum. Prinsip “Minus Malum” (memilih yang paling sedikit keburukannya) merupakan cara memilih yang terbaik di situasi tsb. Memilih yg terbaik di antara pilihan yg terburuk. Kita tidak memilih “kucing dalam karung”. Kita mengetahui kebaikan dan keburukan calon yg ada. Anggaplah, keburukan itu dosa. Anggaplah, semua kandidat buruk. Anggapan ini sah-sah saja. Inipun alkitabiah: tidak seorangpun yang tidak berdosa. Memilih kandidat yang paling sedikit keburukannya, berarti kita mencegah terpilihnya kandidat yang paling banyak keburukannya. Tidak memilih, berarti membiarkan kandidat yang paling banyak keburukannya berpeluang terpilih. Jadi, tetapkan hati utk melakukan minus malum dgn penuh hikmat. (CS)