Di lihat : 422 kali

BINASAKANLAH MUSUH-MUSUHKU
Mazmur 143:3, 9-12 (TB) 3 Sebab musuh telah mengejar aku dan mencampakkan nyawaku ke tanah, menempatkan aku di dalam gelap seperti orang yang sudah lama mati.  9 Lepaskanlah aku dari pada musuh-musuhku, ya TUHAN, pada-Mulah aku berteduh! 10 Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu, sebab Engkaulah Allahku! Kiranya Roh-Mu yang baik itu menuntun aku di tanah yang rata!  11 Hidupkanlah aku oleh karena nama-Mu, ya TUHAN, keluarkanlah jiwaku dari dalam kesesakan demi keadilan-Mu!  12 Binasakanlah musuh-musuhku demi kasih setia-Mu, dan lenyapkanlah semua orang yang mendesak aku, sebab aku ini hamba-Mu! 

Daud punya musuh baik waktu dia sebelum menjadi raja maupun sesudah menjadi raja. Musuhnya datang dari orang jauh yang tidak dikenalnya tetapi juga orang yang dekat dengan dia dan dikenalnya. Bahkan anak kandungnya sendiri menjadi musuh yang mengancam nyawanya sampai ia harus mengungsi. 

Di mazmur ini, saat Itu mungkin Saul sedang mengejar Daud hendak membunuhnya. Saul dengan 3000 prajurit pilihan mengejar Daud dan bermaksud membunuhnya. (1 Sam 24:3-4, 26:2). Di tengah ketakutannya Daud berdoa minta perlindungan Allah atas musuhnya. (1 Sam 23;14-15). Saking putus asanya ia minta Tuhan membinasakan musuhnya itu. Meskipun ketika ia mendapat dua kali kesempatan membunuh Saul, ia tidak melakukannya. (1 Sam 24:5-6, 26:8-9). Sebenarnya ia bisa saja membalas kejahatan Saul karena secara hukum diijinkan. (1 Sam 24:18). Daud masih punya naluri manusiawi yang ingin membalas kejahatan musuhnya. Ia mengungkapkannya kepada Tuhan: "Binasakanlah musuh-musuhku demi kasih setia-Mu, dan lenyapkanlah semua orang yang mendesak aku, sebab aku ini hamba-Mu!". Daud menyerahkan hak pembalasan kepada Tuhan dan ia sendiri tidak melakukannya. Itulah sebabnya ketika Saul tahu sebenarnya Daud punya kesempatan untuk membunuhnya dan tidak melakukannua, Saul berkata kepada Daud: "Engkau lebih benar dari pada aku.." (1 Sam 24:18). 
Daud memiliki kebenaran yang melebihi para musuhnya. Ia tidak membalas kejahatan dengan kejahatan sebagaimana yang Kristus ajarkan. (Matius 5:43-45) 
Tuhan Yesus bukan hanya bisa mengajarkan dan menganjurkan para pengikut-Nya untuk mengasihi dan mendoakan musuhnya. Ia juga mempraktekkannya ketika Ia tergantung di kayu salib. Lukas 23:34 (TB)  Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.  

Apakah mudah mengasihi musuh? Tidak mudah bahkan sangat sulit karena tidak sesuai dengan natur manusia. Natur manusia maunya membalas bahkan pembalasan bisa lebih kejam. Apakah kita bisa melakukannya ajaran Kristus ini? Sangat bisa karena ada Roh Kudus yang menolong kita. Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya. Buktinya adalah Stefanus. Ketika para musuhnya melemparinya dengan batu, ia tidak mengutuk sebaliknya ia mendoakannya dan mengampuninya. (Kis 7:58-60). Yang menarik adalah salah satu musuhnya yg didoakannya Itu bertobat dan menjadi murid Kristus. (Kis 8:1). Ia bukan saja sekadar menjadi murid tapi rasul yang menulis setengah lebih kitab Perjanjian Baru. 
Orang percaya harus belajar mengampuni orang yg menyakitkan dan merugikannya karena Itu akan membentuk karakternya menjadi agung dan luhur. Hanya orang yang punya karakter agung yg akan dimuliakan Allah bersama Kristus. Keagungan anak Allah terlihat dari kesediaanya mengampuni orang yang menyakitkan dirinya. (CS)