RENUNGAN HARIAN
Di lihat : 751 kali
Cukup banyak orang mengidap “penyakit” ini: suka menunda-nunda. Niat hati mau rajin, namun lalu kompromi dengan kemalasan. Seorang bawahan, misalnya, diberi tugas mengerjakan suatu proyek selama tiga hari. Tugas yang relatif mudah dan, jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh, pasti hasilnya bagus. Namun, bawahan tadi malah asyik main game dan baru mengerjakan tugasnya secara lembur pada hari terakhir. Hasilnya jadi tidak memuaskan, dan ia dimarahi pemimpin.
Firman Tuhan banyak membahas tentang kemalasan dan dampaknya. Kita tak bisa mencegah rasa malas menyerang, namun kita dapat menolak atau berkompromi. Kalau kita kompromi, apa yang orang lain percayakan atau apa yang harus kita kerjakan jadi tertunda atau bahkan gagal. Bukan karena tugas itu sulit atau waktu yang diberikan kurang, namun karena kita sendiri yang bermasalah. Kita mungkin dihukum karena kemalasan tersebut merugikan beberapa pihak. Kita tidak menghargai berkat yang Tuhan berikan. Kalau kita rajin, orang akan memberi kita kepercayaan (ay. 24). Sebaliknya, orang malas tidak akan menangkap buruan alias tidak mendapatkan hasil, karena rezekinya diambil orang yang rajin (ay. 27).
Banyak alasan untuk kita malas dan akhirnya menunda, namun jangan pernah kompromi dengan kemalasan. Tuhan sudah menyediakan rezeki untuk kita, namun kita perlu rajin mengupayakannya. Mari kita berjuang untuk menjadi pribadi yang rajin sehingga Tuhan dan sesama senang dengan kinerja kita dan kita sendiri menuai hasil yang memuaskan.—RTG
KEMALASAN MENDATANGKAN KERUGIAN,
KERAJINAN MENGUNDANG BERKAT
sumber : www.renunganharian.net
17 Aug 2025
PRINSIP DASAR KITA ADALAH PADA KEYAKINAN BAHWA KESELAMATAN DAN HIDUP BERKEMENANGAN HANYA DAPAT DIPEROLEH MELALUI IM...
14 Jun 2017
Kebangkitan Kristus merupakan kebenaran yang sangat penting bahkan menjadi kebenaran yang terpenting dalam iman kri...
13 Jun 2017
Sebelum Yesus naik ke Sorga, Dia berjanji akan mengirimkan Roh Kudus ke atas murid-murid-Nya. Murid-murid akan mene...