RENUNGAN HARIAN
Di lihat : 9 kali
LOVE LESS
Lukas 14:26 (TB) "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
Luke 14:25-26 (NET) 25 Now large crowds were accompanying Jesus, and turning to them he said, 26 “If anyone comes to me and does not hate his own father and mother, and wife and children, and brothers and sisters, and even his own life, he cannot be my disciple.
Kata "membenci" dalam ayat ini dari bahasa Yunani: μισεÌω miseo artinya: to hate (membenci), disamping itu kata miseo juga berarti to love less (kurang mengasihi). Bandingkan teks ini dengan Mat 10:37; lih. Kej 29:31; Mal 1:3. Yesus menuntut agar kesetiaan dan kasih kita kepada-Nya harus lebih besar daripada setiap hubungan kasih sayang yang lain, sekalipun kepada keluarga kita sendiri.
Dalam etika umum setiap orang yang baik pasti mengasihi orang tua, isteri dan sanak saudaranya, akan tetapi, jika ia mau menjadi murid Kristus, ia harus membenci mereka dalam pengertian tertentu. Ia tidak boleh mengasihi mereka lebih daripada Kristus. Justru ketika seseorang sangat ekstrim mengasihi Tuhan Yesus melebihi dari apa pun, ia akan sangat bertanggung jawab atas keluarganya dan sesamanya.
Demikian juga setiap orang normal pasti mengasihi nyawanya sendiri, belum pernah ada orang yang membencinya. Namun, kita tidak dapat menjadi murid-murid Kristus jika kita tidak mengasihi-Nya sebegitu rupa lebih daripada nyawa kita sendiri, sampai bersedia hidup sengsara di bawah kekejaman, bahkan sampai nyawa diambil melalui kematian yang keji, daripada harus menghina Kristus atau meninggalkan kebenaran-Nya dan jalan-jalan-Nya. Inilah harga sebuah pengiringan kita kepada Kristus. Saya sangat setuju dengan judul perikop dimana ayat ini berada "Segala sesuatu HARUS dilepaskan untuk mengikut Yesus". Kita harus melepaskan diri kita dari segala milik, baru bisa menjadi murid-Nya. (Luk 14:33).
Di PL (Perjanjian Lama) ada seorang bernama Abraham yang begitu ekstrimnya percaya kepada Elohim Yahweh sampai-sampai ketika Allah memintanya mempersembahkan Ishak anak tunggalnya, ia pun menurutinya tanpa beragumen. (Kej 22:1-dst). Demikian juga orang percaya yang mengaku percaya kepada Kristus harus berperilaku seperti Abraham karena Abraham adalah Bapa orang beriman maka kita harus mengikuti teladannya. (CS)
17 Aug 2025
PRINSIP DASAR KITA ADALAH PADA KEYAKINAN BAHWA KESELAMATAN DAN HIDUP BERKEMENANGAN HANYA DAPAT DIPEROLEH MELALUI IM...
14 Jun 2017
Kebangkitan Kristus merupakan kebenaran yang sangat penting bahkan menjadi kebenaran yang terpenting dalam iman kri...
13 Jun 2017
Sebelum Yesus naik ke Sorga, Dia berjanji akan mengirimkan Roh Kudus ke atas murid-murid-Nya. Murid-murid akan mene...

