RENUNGAN HARIAN
Di lihat : 846 kali
Salah satu tokoh dalam peristiwa kelahiran Yesus Kristus adalah Yusuf. Dari keempat Injil, hanya Injil Matius yang memberikan deskripsi tentang suami Maria ini, yang digambarkan sebagai seseorang yang tulus hati.
Dalam kehidupan masyarakat Yahudi, tahap pertunangan sama pentingnya dengan pernikahan, namun pasangan yang bertunangan belum diperbolehkan melakukan hubungan suami-istri. Ketidaksetiaan semasa pertunangan dianggap zinah dan, jika masyarakat mengetahui, hukuman rajam sudah menanti. Buku Tafsiran Alkitab Masa Kinimenyebutkan bahwa ketulusan hati Yusuf mendorongnya melakukan hal yang benar secara hukum, tanpa harus mempermalukan tunangannya. Ia berencana memberikan surat talak kepada Maria di depan dua orang saksi atau “menceraikannya dengan diam-diam” (ay. 19).
Ketulusan hati Yusuf berlanjut dengan ketaatannya kepada perintah Tuhan. Tanpa banyak kata, ia melaksanakan permintaan Tuhan, yaitu mengambil Maria sebagai istrinya, namun tidak bersetubuh dengannya sampai anak yang dikandungnya lahir. Karena tulus dan taat, Yusuf tidak bersikeras dengan rencananya dan tidak mengutamakan kehendaknya sendiri. Ia juga tidak berhitung untung-rugi saat harus menerima kehadiran anak yang bukan darah dagingnya.
Sudahkah kita bersikap sebagai pribadi yang tulus hati sekaligus taat kepada-Nya dalam menjalankan peran kehidupan masingmasing? Baik di rumah, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, maupun dalam pelayanan di gereja?—SLS
KETULUSAN HATI MENDORONG KITA
UNTUK TAAT DAN MENGUTAMAKAN KEHENDAK TUHAN
Sumber : www.renunganharian.net
17 Aug 2025
PRINSIP DASAR KITA ADALAH PADA KEYAKINAN BAHWA KESELAMATAN DAN HIDUP BERKEMENANGAN HANYA DAPAT DIPEROLEH MELALUI IM...
14 Jun 2017
Kebangkitan Kristus merupakan kebenaran yang sangat penting bahkan menjadi kebenaran yang terpenting dalam iman kri...
13 Jun 2017
Sebelum Yesus naik ke Sorga, Dia berjanji akan mengirimkan Roh Kudus ke atas murid-murid-Nya. Murid-murid akan mene...