RENUNGAN HARIAN
Di lihat : 773 kali
Seorang teman saya enggan merayakan hari ulang tahun. “Setiap kali ulang tahun, aku selalu diingatkan bahwa sebenarnya umurku di dunia ini semakin pendek, bukan semakin panjang,” kilahnya. Baginya, Tuhan sudah menetapkan masa hidup seseorang di dunia ini. “Jadi, setiap bertambah umur, kita pun semakin dekat dengan akhir ‘masa kontrak’ kita di dunia ini.”
Daud, orang yang begitu dekat dengan Tuhan, ingin tahu kapan akhir hidupnya. Kesadaran akan betapa fananya hidup manusia membuatnya semakin berhati-hati dalam menjalani hidup. Daud pun bukan meminta tolong karena dikejar musuhnya, melainkan meminta tolong pada Tuhan, agar Tuhan menjaga mulutnya. Ia tahu akibat dari perkataannya. Uria dan banyak orang lainnya juga mati karena perintahnya. Dan itu semua membuatnya sedih (ay. 13). Kesadaran akan kelemahan diri membuat Daud mempertanyakan makna umurnya. Dan, ia berharap dapat ‘pergi’ dalam sukacita (ay. 14).
Kita dapat memanfaatkan momen pergantian tahun untuk merenungkan kefanaan hidup. Banyak hal yang telah kita lewati, banyak pengalaman yang telah mengajar kita, tidak sedikit duka yang mungkin menyisakan kesakitan. Itu semua modal untuk mantap melangkah memasuki tahun baru. Umur boleh semakin bertambah, fisik mungkin semakin melemah, tapi kita dapat semakin giat di dalam Tuhan. Mari memasuki tahun yang baru dengan semangat dan kerinduan yang senantiasa diperbarui untuk memuliakan nama-Nya. Dengan itu kita mengatasi kefanaan.—WAN
MESKI UMUR SEMAKIN BERTAMBAH, BUKAN HAMBATAN
UNTUK TETAP GIAT MELAYANI TUHAN
Sumber : www.renunganharian.net
17 Aug 2025
PRINSIP DASAR KITA ADALAH PADA KEYAKINAN BAHWA KESELAMATAN DAN HIDUP BERKEMENANGAN HANYA DAPAT DIPEROLEH MELALUI IM...
14 Jun 2017
Kebangkitan Kristus merupakan kebenaran yang sangat penting bahkan menjadi kebenaran yang terpenting dalam iman kri...
13 Jun 2017
Sebelum Yesus naik ke Sorga, Dia berjanji akan mengirimkan Roh Kudus ke atas murid-murid-Nya. Murid-murid akan mene...