Di lihat : 3184 kali

DURI DALAM DAGING

“Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meningggikan diri” (2 Kor 12:7).

      Ayat tersebut di atas dalam terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari berbunyi sbb: “Tetapi supaya saya jangan terlalu sombong karena penglihatan-penglihatan yang luar biasa itu, saya diberikan semacam penyakit pada tubuh saya yang merupakan alat iblis. Penyakit itu diberikan untuk memukul saya supaya saya tidak menjadi sombong”. Rasul Paulus diberi duri dalam daging dengan tujuan supaya ia jangan menjadi tinggi hati atau sombong karena ia mendapat penyataan yang luar biasa. Ia diangkat ke sorga tingkat ke-3. Paulus punya potensi untuk menjadi sombong, mengingat karunia-karunia yang ia miliki. Ia juga seorang yang sangat cerdas. Di antara teman sebayanya di Israel ia jauh lebih unggul (Gal 1:14). Duri dalam daging sebagai katup pengaman sehingga menjaga Paulus untuk tetap rendah hati dan membumi. Kalau tidak,  ia akan melambung tinggi dan jatuh dalam dosa kesombongan. Kesombongan adalah satu dari tujuh dosa yang mematikan (The seven deadly sins). Duri dalam daging yang membuat Paulus tidak nyaman justru baik dan menguntungkan dirinya. Itulah sebabnya meskipun sudah tiga kali Paulus berdoa agar Tuhan mencabut duri dalam dagingnya, tetapi Tuhan tidak mengabulkannya. Setiap orang percaya memiliki duri dalam daging dalam hidupnya yang Tuhan ijinkan. Duri dalam daging bisa semacam penyakit atau bisa juga orang-orang yang membuat kita merasa tidak nyaman. Di dalam rumah tangga ada orang-orang yang membuat hidup kita tidak nyaman. Hal itu baik untuk membentuk karakter kita. "Besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya. (Ams 27:17). Tuhan Yesus memberkati!

Pdt. Cecep Soeparman

Pdt. Cecep Soeparman, Wakil Gembala di GBI FILEMON